RAGA SUKMA

Penulis

Marsono Reso Diono
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Kata Kunci:

sastra, novel, raga sukma

Sinopsis

Aku Satriyo, nama lengkapku Satriyo Dikromo. Nama itu diberikan oleh Mbah Kakungku. Mbah kakungku bernama Ki Pawiro Dikromo Reso Diono. Mbah Kakungku sebenarnya adalah seorang prajurit di Keraton Surakarta, meneruskan tradisi keprajurutan dari kakeknya kakekku. Bersama sahabatnya, bernama Ki Pawiro Jaya Sentika yang juga prajurit keraton, Mbah Kakung ditugaskan mengawal seorang Putra Keraton dari selir Raja yang saat itu untuk diasingkan ke Kalimantan, karena dikhawatirkan akan mengganggu suksesi pergantian tahta kerajaan.

Di Kalimantan, Putra Selir Keraton Surakarta ini hidup bahagia dengan istrinya. Dibantu 2 prajurit sebagai panglimanya, dan juga beberapa pasukan, Ia mendirikan sebuah tatanan baru semacam Kerajaan kecil di sebuah kampung di Kalimantan, yang hanya dihuni oleh orang-orang yang diasingkan dari Jawa, dipimpin langsung oleh Putra Selir Keraton Surakarta itu beserta istrinya. Mereka hidup bahagia dan sejahtera. Bahkan berubah menjadi sebuah kampung yang kaya raya, banyak dikunjungi para saudagar-saudagar pedagang dari luar pulau Kalimantan. Namun pada suatu ketika sang pemimpin jatuh sakit, yang sakitnya itu tak dapat disembuhkan oleh tabib yang dibawa dari Jawa. Karena sakitnya semakin parah. Mbah Kakungku sebagai panglima diminta untuk mencari dukun sakti di Kalimantan. Mbah kakungku menemukan 2 dukun sakti bernama Dayang Sumbi dan Dayang Puyung. Dukun ini sebenarnya juga dari Jawa, yang juga terasingkan oleh dukun-dukun sakti di Jawa.

Setelah dibawa ke kerajaan kecilnya, sang pemimpin tetap tak dapat disembuhkan. Namun 2 dukun itu menawarkan untuk mempraktikkan ajian Raga Sukma, sebuah ajian pindah raga yang dianggap mitos, tapi ternyata dukun sakti itu dapat mempraktikkannya. Ajian raga sukma yang dipraktikkan adalah memindahkan jiwa seseorang pada raga yang berbeda dengan cara menukar raganya. Dengan harapan, jika raga pemimpin ditukar, maka dia akan menempati raga yang lebih sehat tapi mengorbankan raga orang lain untuk ditempati raga sang pemimpin yang sakit.

Tapi sang pemimpin menolaknya, dia tetap akan menjalani takdirnya. Jika memang digariskan meninggal dalam sakitnya, sang pemimpin menerimanya. Dan sang pemimpin pun meninggal dunia. Sang istri begitu mencintai sang pemimpin. Demi besarnya rasa cintanya itu, dia meminta dukun saktinya untuk menyimpan jasadnya, dan tidak dikuburkan. Sang istri akan menunggui jasad yang telah diawetkan hingga hari akhir, yang diyakini akan dibangkitkan lagi oleh Yang Maha Kuasa di hari akhir nanti. Maka sang dukun menawarkan untuk menyimpannya di sebuah tempat yang kasat mata, tempat yang dapat dihuni oleh manusia tapi bukan di alam dunia, tempat antara alam gaib dan alam dunia. Di tempat itulah jasad sang pemimpin disimpan dalam peti abadi terbuat dari bongkahan batu intan yang di pahat dan digerogoti. Sang istri itu meminta seluruh pasukannya mempraktikkan ajian raga sukma dan berpindah ke alam gaib itu.

Sang istri itu memindahkan kerajaan kecilnya ke alam gaib, yang kemudian dia menobatkan dirinya sebagai ratunya. Ratu itu hingga kini dikenal dengan sebutan Ratu Sangniung. Ratu Sangniung memerintahkan semua pasukannya untuk mempraktikkan ajian Raga Sukma, termasuk kakekku. Ratu juga memerintahkan untuk merekrut prajurit dari kaum jin. Khusus untuk 2 panglima prajurit yaitu Mbah kakungku dan sahabatnya, dia disumpah untuk tetap setia, kepada Ratu Sangniung, janji sumpahnya itu terikat dalam pedang, susuk sakti, dan gelang giok batu intan yang terpatri menempel menyatu pada bagian tubuh Mbah Kakungku. Jika sewaktu-waktu Mbah Kakungku meninggal dunia, maka pewarisnya yang akan secara otomatis mewarisinya.

Mbah Kakungku memiliki 3 istri sah dan 1 istri simpanan. Sedangkan sahabatnya, dia hanya memiliki 1 istri dan tidak mempunyai anak. Jadi pewaris panglima Ratu Sangniung itu hanya akan diwariskan pada keturunan kakekku. Dari sekian puluh anaknya, dan ratusan cucunya, Akulah yang dipilih kakekku untuk mewarisi menjadi Panglima Kerajaan Ratu Sangniung. Pada awalnya aku tak menyadari bahwa Mbah Kakungku memilihku, karena memang Mbah kakungku ini dari dulu penuh misteri dan kerahasiaan yang semua anak cucunya banyak yang tidak dapat memahaminya. Aku menyadarinya, dan semua cerita ini berawal ketika Aku masuk kuliah, sekitar 20 tahun yang lalu.

Bab

  • Kata Pengantar
  • Daftar Isi
  • Bagian 1 Masa Lulus Kuliah
  • Bagian 2 Alam Seberang Hutan Paser Senui
  • Bagian 3 Raga yang Tertukar
  • Bagian 4 Sangniung (Ratu Antara Dua Alam)
  • Bagian 4 Sangniung (Ratu Antara Dua Alam)
  • Bagian 5 Orang-Orang Hilang
  • Bagian 6 Nama Pawiro Dikromo Memisteri
  • Bagian 7 Obor Penanda Perang Saudara
  • Bagian 8 Remaja dengan Usia Ratusan Tahun
  • Bagian 9 Etika yang Tak Pernah Sirna
  • Bagian 10 Sedih Dalam Sempurna
  • Bagian 11 Obrolan Mimpi yang Nyata
  • Bagian 12 Deru Gegap Gempita
  • Bagian 13 Istana Sangniung Pecah
  • Bagian 14 Obsesi Menjadi Penguasa
  • Bagian 15 Negara Dua Alam Terbelah
  • Bagian 16 Oase Penyejuk Jiwa
  • Profil Penulis

Downloads

Download data is not yet available.

Biografi Penulis

Marsono Reso Diono, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Marsono Reso Diono, bernama asli Marsono, lahir di Karanganyar pada 14 Agustus 1985. Ia adalah lulusan Sarjana Sastra dari Jurusan

 Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Saat ini, Marsono aktif sebagai pendidik dan pengurus di Yayasan Pendidikan Langgengmuaramakmur, Kotabaru, Kalimantan Selatan, di mana ia menjabat sebagai Koordinator Bidang Penalaran Ilmiah. Kecintaannya pada sastra membawanya menulis berbagai cerpen yang telah diterbitkan secara daring, antara lain Abu-Abu Dalam Biru Langit (2016), Wening Memang Bukan Suci (2016), Budi, Siti dan Surti (2016), Celoteh Kristina (2017), Hilangnya Kehormatan Bontak dan Erai (2017), serta Syair Cinta Ulang Tahun Pramuka (2017) dan beberapa karya cerpen lainnya di www.cerpenmu.com. Melalui blog pribadinya, ia juga menulis novel bersambung yang tayang setiap Jumat. Gaya tulisannya mencerminkan kedalaman pemikiran, kepekaan terhadap nilai budaya, dan kedekatannya dengan realitas masyarakat.

 

RAGA SUKMA

Diterbitkan

25 Oktober 2025

Detail monograf ini

ISBN-13 (15)

978-634-202-800-1

Dimensi Fisik