Penulis
Vivi Rohmana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; Dyah Erie Shinta Putri, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; Ruby Adawiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; Zahrotul Habibah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; Avivah Firisqi Leksono, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Kata Kunci:
lensa, perempuan, isu gender
Sinopsis
Buku ini adalah potret reflektif tentang perjalanan perempuan dalam menghadapi berbagai konstruksi sosial yang kerap membatasi dirinya. Dari luka body shaming, tekanan standar kecantikan, kisah menstruasi yang dianggap lebay, hingga mitos beban kontrasepsi. Semua dirangkai dalam bahasa yang puitis, hangat namun kritis. Buku ini adalah undangan untuk berdamai, menjadi ruang dialog antara luka dan upaya penyembuhan.
Di setiap halamannya, pembaca diajak melihat bagaimana tubuh perempuan sering dijadikan arena penghakiman, lalu kata “cantik” dipaksa masuk ke dalam definisi rapuh yang membatasi. Namun, buku ini tidak berhenti pada luka. Ia juga menawarkan jalan pulang: pada penerimaan diri, keberanian, dan kemandirian.
Ditulis oleh lima penulis dengan latar yang berbeda, buku ini menghadirkan suara yang sering terdiam di kepala banyak perempuan sembari mengetuk kesadaran laki-laki untuk lebih memahami, “Lensa” mengajak kita melihat dan menafsirkan ulang: bahwa perempuan selalu lebih dari sekedar cantik.
Perempuan tidak hanya ingin didengar. Kali ini, ia juga ingin dibaca!
Downloads
Download data is not yet available.
Biografi Penulis
Vivi Rohmana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Vivi Rohmana, lahir di Ngawi pada 28 Juni 2002, adalah mahasiswi Magister Ilmu Syariah konsentrasi Hukum Tata Negara di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Seorang perempuan tidak ditakdirkan menjadi sosok sempurna yang selalu bersinar di mata orang lain perempuan lebih seperti matahari yang hangat, tidak harus tanpa cela, melainkan nyata dalam pancarannya, dengan setiap jejak ketidaksempurnaan menjadi cerminan kekuatan dan keberanian membiarkan diri dicintai apa adanya. Dan ketika halaman terakhir tertutup, bahwa keindahan sejati bukanlah ketika segala sesuatu sempurna, tetapi ketika keberanian menjadi diri sendiri menjadikannya tak tergantikan. Melalui tulisan ini ia mengajak para perempuan untuk selalu bangga akan dirinya tanpa harus menjadi juara untuk orang yang tak bersyukur melihatnya.
Dyah Erie Shinta Putri, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Dyah Erie Shinta Putri, lahir di Madiun, 16 April 2002, merupakan mahasiswi Magister Ilmu Syariah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sebagai seorang mahasiswi, makna self-beauty menjadi refleksi personal yang tidak hanya mencitrakan penampilan fisik semata, melainkan juga kecerdasan dan keberanian merawat potensi yang dimiliki serta mengembangkan kualitas diri sepenuhnya. Lewat tulisan ini, penulis berharap dapat menginspirasi pembaca, khususnya perempuan untuk merayakan keindahan dirinya tanpa harus terjebak dalam label standar “cantik”.
Ruby Adawiyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ruby Adawiyah, lahir di Sumenep pada tahun 2001. Dia menerima gelar sarjana hukum dari Universitas Islam Indonesia pada tahun 2024, dan kemudian melanjutkan studinya dalam program magister di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga tepat pada tahun yang sama. Confidence is the key to unlock your true beauty. Kepercayaan diri akan terpancar jika kamu sudah bisa menerima keunikan diri, tanpa harus mengikuti standar kecantikan yang sering berubah di society or social media. Jangan ragu mengekspresikan diri sepenuh hati, your uniqueness is your true value. Beauty comes in many forms, dan memadukan high value dan inner beauty adalah fondasi pesona yang sesungguhnya.
Zahrotul Habibah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Zahrotul Habibah, lahir di Sumenep pada 31 Agustus 1999. Menjadi sarjana pertama dikeluarganya yang melanjutkan studi hingga magister pada bidang hukum keluarga Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mengenyam pendidikan tinggi semakin menumbuhkan intuisinya sebagai pegiat sosial dan gender. Perannya sebagai praktisi yakni konsultan dan mediator perkawinan menjadi bagian dari langkah pengabdiannya sebagai perempuan pribumi, yang cinta dan ingi saling berdaya. Lebih lanjut, kamu bisa menyapa penulis diakun sosial medianya @zabiesantoso, ia juga sering merespon isu-isu keperempuanan memberi edukasi dan advokasi melalui NGO @ruanghati_foundation, silahkan berkunjung jika butuh.
Avivah Firisqi Leksono, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Avivah Firisqi Leksono, lahir di Madiun pada tahun 2001, adalah mahasiswi Magister Ilmu Syariah konsentrasi Hukum Tata Negara di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam perjalanan hidupnya, ia memaknai perempuan bukan hanya sebagai sosok yang memberi kehidupan, tetapi juga penggerak dalam ruang-ruang pengabdian di luar rumah. Menjadi seorang ibu dan istri adalah anugerah yang melahirkan kasih dan keteguhan, sementara peran sebagai wanita karir membuka pintu kontribusi dan kebermaknaan di masyarakat. Bagi penulis, keduanya adalah sayap yang harus direntangkan seimbang, agar perempuan dapat terbang tinggi tanpa kehilangan pijakan pada cinta dan keluarga. Lewat tulisan ini, ia mengajak setiap perempuan untuk merayakan harmoni dalam dua peran yang agung ini.
Diterbitkan
23 September 2025
Hak Cipta (c) 2025 Vivi Rohmana, Dyah Erie Shinta Putri, Ruby Adawiyah, Zahrotul Habibah, Avivah Firisqi Leksono (Author)