CINTA, TAKDIR, DAN DOA: Catatan Hati Sang Pecinta

Penulis

Dr. Elihami, S.Pd., M.Pd.I.
Universitas Muhammadiyah Enrekang

Kata Kunci:

CINTA, TAKDIR, DAN DOA

Sinopsis

“Sang Pecinta Cinta: Sepi yang Mengajarkanku Arti Kasih” adalah novel reflektif dan spiritual yang menelusuri perjalanan jiwa seorang lelaki sederhana—seorang guru, seorang pemimpi, dan seorang pencinta—yang belajar mencintai dalam diam, berharap dalam sepi, dan menemukan makna kasih dalam setiap luka yang dititipkan takdir.

Lewat serangkaian bab yang sarat akan renungan dan kejujuran hati, kisah ini membawa pembaca masuk ke dalam labirin batin tokoh utama yang mengukir penantian cinta dalam sunyi. Ia tidak hanya menunggu seorang wanita yang ia cintai diam-diam, tapi juga menunggu perkenan langit untuk merestui sebuah pertemuan yang suci.

Dalam kesendirian dan keterbatasan, ia terus menulis, berdoa, dan menjaga hati. Saat hujan takdir menimpa, muncul sosok Isani—simbol kekuatan perempuan Bugis—yang juga menjalani perjalanan penuh luka menuju cinta yang hakiki. Kisah mereka bertaut dalam keheningan yang Allah tuliskan dengan indah: dari pengusiran menjadi pengangkatan, dari keheningan menjadi nyanyian kasih.

Saat hari pernikahan tiba, air mata menjadi saksi bahwa cinta sejati bukan tentang seberapa cepat bertemu, tapi seberapa kuat bertahan dalam iman. Kehidupan setelah pernikahan tidak lantas menjadi akhir dari pencarian, tapi awal dari perjuangan membangun keluarga sakinah—dengan hadirnya buah hati yang mereka sebut “Nirwana Cinta”.

Novel ini adalah puisi panjang tentang cinta, kesabaran, dan pengharapan. Ia bukan dongeng yang selalu manis, tapi kisah nyata tentang manusia yang jatuh dan bangkit, yang patah dan sembuh, yang mencintai bukan untuk memiliki, melainkan untuk menemani dalam menuju ridha Ilahi.

Sebuah buku untuk jiwa-jiwa yang sedang menunggu, mencintai, atau mungkin kehilangan. Karena dalam sepi yang paling sunyi, Allah sering kali berbisik paling lembut.

Bab

  • Kata Pengantar
  • Daftar Isi
  • Bab 1 Mengukir Penantian Cinta
  • Bab 2 Puisi yang Tak Pernah Selesai
  • Bab 3 Surat Cinta dari Langit
  • Bab 4 Menemukanmu dalam Sujudku
  • Bab 5 Saat Takdir dan Takwa Bertemu
  • Bab 6 Semangat Cinta—Antara Takdir, Hujan, dan Doa
  • Bab 6 Semangat Cinta—Antara Takdir, Hujan, dan Doa
  • Bab 7 Semangat Cinta—Antara Takdir, Hujan, dan Doa
  • Bab 8 Isani dan Hujan Takdir
  • Bab 9 Hari Pernikahanku
  • Bab 10 Lahirnya Buah Hatiku
  • Bab 11 Si Malaikat Kecil
  • Bab 12 Lahirnya Buah Hatiku 'Nirwana Cinta'
  • Bab 13 Sang Pecinta Cinta: Sepi yang Mengajarkanku Arti Kasih
  • Bab 14 Sang Istri adalah Ratu Keluarga
  • Bab 15 Sang Pecinta Cinta
  • Profil Penulis

Downloads

Download data is not yet available.

Biografi Penulis

Dr. Elihami, S.Pd., M.Pd.I., Universitas Muhammadiyah Enrekang

Dr. Elihami, S.Pd., M.Pd.I. lahir di sebuah desa kecil bernama Corawali, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada 21 Januari 1988. Ia adalah putra dari (alm.) Abdul Hafid dan ibu Normi—dua sosok sederhana yang membesarkannya dengan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan ketulusan dalam pengabdian.

Langkah awal pendidikannya dimulai dari SD Negeri 4 Bilokka, dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Panca Lautang, lalu ke SMA Negeri 1 Tellu LimpoE. Dari bangku-bangku sekolah desa inilah ia melangkah menembus batas-batas keterbatasan, hingga akhirnya menggapai puncak pendidikan tinggi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Sulawesi Selatan dan Kawasan Timur Indonesia.

Perjalanan akademiknya bukan tanpa rintangan. Ia sempat gagal dalam seleksi masuk Universitas Negeri Makassar (UNM), bahkan hampir putus kuliah di kampus tempat ia akhirnya menyelesaikan sarjana. Namun, kegagalan tidak mematahkan semangatnya. Setelah menuntaskan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) tahun 2010, ia melanjutkan Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) di kampus yang sama dan meraih gelar Doktor (Dr.) Pendidikan Agama Islam tahun 2020. Saat ini, ia tengah menempuh program doktor kedua (Ph.D.) di bidang Manajemen Pendidikan di Philippine Women’s University, Manila, Filipina.

Tak hanya unggul dalam dunia akademik, semangat organisasinya tumbuh sejak remaja. Ia aktif di OSIS, Saka Bayangkara, Remaja Masjid, hingga HMI dan IMM saat mahasiswa. Kiprahnya terus berlanjut dalam posisi strategis: anggota KAHMI, Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah, penasihat KOKAM dan Tapak Suci, hingga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Ia juga aktif di berbagai komunitas akademik seperti ADI, ADRI, dan Relawan Jurnal Indonesia (RJI).

Sebagai dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Enrekang (UNIMEN), ia dikenal membimbing mahasiswa dan rekan sejawat dalam berbagai kegiatan ilmiah seperti pelatihan PKM, penulisan karya ilmiah, dan workshop jurnal internasional. Ia juga pernah mengajar di jenjang SD hingga SMA, termasuk menjadi guru honorer selama lima tahun di kampung halamannya.

Karier strukturalnya di UNIMEN pun terus menanjak. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penjaminan Mutu, Kepala P3M, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), anggota Senat Universitas (2020–2024), dan kini menjabat sebagai Wakil Rektor II. Di bidang usaha, ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Almirah Tujuh Tujuh dan pemilik Almirah Residence, serta menjadi anggota Asosiasi Kontraktor Nasional Indonesia.

Dedikasinya di dunia pendidikan menghasilkan berbagai penghargaan, termasuk Juara 1 Skor SINTA Tertinggi versi Kemendikbud di UNIMEN dan tercatat sebagai salah satu dari 5000 Ilmuwan Terbaik Indonesia. Ia juga aktif sebagai asesor BKD, tim penilai angka kredit dosen, dan reviewer jurnal nasional maupun internasional bereputasi.

Tak hanya akademisi dan organisatoris, Elihami juga dikenal sebagai pembicara publik, penulis buku produktif, dan pelatih berbagai pelatihan menulis serta literasi digital. Bahkan, ia memiliki sertifikat pelatihan barista dari BNSP—menunjukkan betapa luas dan fleksibelnya kepribadiannya: pendidik, pengusaha, aktivis, sekaligus insan kreatif.

Melalui kisah perjuangan, kegagalan, doa, dan pencapaian, Elihami bukan hanya menulis novel—ia adalah novel itu sendiri. Ia adalah sang pecinta yang tak pernah lelah mencintai ilmu, umat, dan takdir Tuhan.

“Bagi saya, setiap luka adalah pelajaran. Setiap doa adalah jembatan. Dan cinta yang disandarkan pada Allah, pasti akan menemukan jalannya.”
Elihami

CINTA, TAKDIR, DAN DOA: Catatan Hati Sang Pecinta

Unduhan

Diterbitkan

14 Juli 2025

Detail monograf ini

ISBN-13 (15)

978-634-202-535-2

Dimensi Fisik