TUHAN DI ANTARA DUA MUSIM: Refleksi Sosio-Spiritual
Kata Kunci:
TUHAN DI ANTARA DUA MUSIMSinopsis
Jalalluddin Rumi
Kegelisahan dan kecemasan, dua diksi ini menjadi ikon akrab peradaban modern. Kelimpahan material peradaban modern dari ekstraksi alam yang tak pernah terjadi sebelumnya bukan hanya tak mampu mengobati dua diksi simtom destruktif peradaban, tetapi justru undangan atas problem kemanusiaan. Mengikuti diagnosis sosiolog Max Weber, modus rasional modernitas mengundang kegelisahan dan kecemasan karena dibangun keberjarakan dan keterpisahan manusia dengan alam, dis-entachment of the world.
Buku kecil di tangan Anda, “Tuhan di Antara Dua Musim” ini adalah refleksi sejenak atas gerak modernitas. Bukan hendak memusuhi modernitas yang identik dengan diksi kelimpahan itu, tetapi menungganginya sebagai pengantar menyingkap kesadaran Sang Ultim. “Kita semua bergerak menuju Sang Pencipta”, ujar Syeikh Fadhullah Haeri. Tidak mudah memang mendayung di antara dua pulau secara sekaligus: mengkritisi kelimpahan-modernitas sekaligus berkesadaran dalam menitinya.
Bab
-
Prolog
-
Daftar Isi
-
Bab 1 Pendahuluan
-
BAb 2 Musim Kelimpahan
-
Bab 3 Musim Kekeringan
-
Bab 4 Mengapa Tuhan di Antara Dua Musim
-
Bab 5 Jejak Religi di Era Modren
-
Bab 6 Memeluk Tuhan di Segala Musim
-
BAb 7 Tuhan Bersama Orang Sabar
-
BAb 8 Penutup
-
Tentang Penulis
Downloads
