SISTEM HUKUM KELUARGA ISLAM DI ASIA TENGGARA
Kata Kunci:
SISTEM HUKUM KELUARGA ISLAM DI ASIA TENGGARASinopsis
Asia Tenggara bukan hanya rumah bagi beragam budaya dan kepercayaan, tapi juga menjadi panggung penting evolusi hukum keluarga Islam. Buku ini menyajikan eksplorasi mendalam mengenai dinamika hukum keluarga Islam di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura—empat negara yang sama-sama berakar pada mazhab Syafi’i, namun memiliki corak penerapan hukum yang berbeda.
Dengan pendekatan komparatif dan analitis, pembaca diajak menyelami bagaimana fikih, adat, kolonialisme, dan modernitas membentuk wajah hukum keluarga di kawasan ini. Buku ini membahas isu-isu penting seperti perceraian, poligami, hak asuh anak, warisan, hingga hibah dan wasiat—dengan narasi yang kaya dan penuh wawasan.
Lebih dari sekadar kajian hukum, buku ini adalah cermin bagaimana masyarakat Muslim Asia Tenggara terus bernegosiasi antara nilai-nilai tradisi dan kebutuhan zaman. Cocok bagi akademisi, praktisi hukum, mahasiswa, atau siapa saja yang ingin memahami bagaimana hukum Islam hidup, tumbuh, dan beradaptasi dalam keberagaman. Sebuah karya yang tak hanya membuka wawasan, tapi juga menginspirasi pemikiran.
Bab
-
KATA PENGANTAR
-
DAFTAR ISI
-
Pendahuluan
-
Undang-Undang Hukum Keluarga Islam Di Berbagai Negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei)
-
Hadhanah Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei
-
Harta Bersama Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei
-
Poligami Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei
-
Wasiat Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei
-
Hibah Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei
-
Waris Dalam Perspektif Hukum Di Indonesia, Malaysia, Singapura, Dan Brunei
-
Penutup
-
DAFTAR PUSTAKA
-
PROFIL PENULIS
Downloads
Referensi
Abdullah, R., & Mahmod, Z. (2010). Rujuk: Peruntukan undang-undang dan pelaksanaannya di Malaysia. Jurnal Syariah, 18(1).
Abdurrahman, M. "Islam Nusantara: Sebuah Paradigma Baru dalam Pemahaman Islam di Indonesia." Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah, vol. 18, no. 1, 2020, pp. 1–20.
Abdul Hadi. “Fiqih Mazhab Syafi’i Dalam Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perkawinan Di Indonesia, Brunei, Dan Malaysia (1971-1991).” PhD Dissertation, UIN Sunan Kalijaga, 2000, pp. 222–224. http://digilib.uin-suka.ac.id/14394/.
Abdul Hadi Muthohhar. Pengaruh Mazhab Syafi'i di Asia Tenggara. Semarang: Aneka Ilmu, 2003.
Administration Muslim Law Act. (1966).
Afrizon, F. D. (n.d.). Sanksi peraturan terhadap aturan poligami dan pencatatan perkawinan di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Ahmad Ibrahim. The Administration of Muslim Law in South-East Asia. Malaysia: Malayan Law Journal Pte Ltd, 1997, pp. 45–52.
Ahmad Khoirul. "Hukum Keluarga Islam Di Brunei Darussalam." Jurnal Hukum Keluarga Islam, vol. 1, no. 3, Sept. 2023, pp. 101–107. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/alqadau/article/ download/2638/2489.
Ahnan, M., & Khoiroh, U. (2001). Poligami di Mata Islam (1st ed.). Surabaya: Putra Pelajar.
Aldy Darmawan. “Reformasi Hukum Keluarga Islam Di Indonesia.” Sakena: Jurnal Hukum Keluarga, vol. 8, no. 1, 2023, pp. 206–270.
Ali, K. (2010). Marriage and Slavery in Early Islam. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Aqmal, S. (n.d.). Komparasi Kompilasi Hukum Islam dan Ordinan Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Sarawak Tahun 2001 tentang persyaratan dan tata cara rujuk.
As’ad, A. R. (2010). Gono-Gini dalam perspektif hukum Islam. Jurnal Pengadilan Agama, October.
Az-Zuhaili, W. (2007). Fiqh Islam WA Adillatuhu. Damaskus: Darul Fikr.
A. Hussin Mutalib. Islam in Southeast Asia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS), 2008.
Basyar, F. (2017). Prosedur pencatatan perkawinan dan perceraian di negara Indonesia dan Malaysia perspektif hukum Islam. Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, 1(1).
Bidayati, Kholis, Muhammad Alwi Al Maliki, dan Suci Ramadhan. "Dinamika Pembaharuan Hukum Keluarga Islam di Negara Muslim (Studi atas Negara Malaysia dan Brunei Darussalam)." Jurnal Adhkia, vol. 3, no. 1, Juni 2021, pp. 51–68. http://jurnal.adhkiindonesia.or.id/index.php/ADHKI/article/download/45/37.
Brian Z. Tamanaha. “Understanding Legal Pluralism: Past To Present, Local To Global (2007 Julius Stone Address).” Legal Studies Research Paper Series, Paper #07-00800, May 2008, St. John’s University School of Law. http://ssrn.com/abstract=1010105.
Cahyani, A. I. (2015). Hukum keluarga Islam di Brunei Darussalam. Jurnal Al-Qadāu, 2(2).
Cik Hasan Bisri. Kompilasi Hukum Islam Dan Peradilan Agama Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta: Logos, 1999.
Darmawan, A. (2023). Reformasi hukum keluarga Islam di Indonesia. Sakena: Jurnal Hukum Keluarga, 8(1).
Dedi Sutanto. Kupas Tuntas Harta Gana Gini. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011.
Departemen Agama RI. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1997.
Doi, A. I. (1992). Perkawinan dalam syari’at Islam. In B. Aba Asghary & W. Masturi (Trans.), Syari’at The Islamic Law. Jakarta: Rineka Cipta.
Fahmi Basyar. “Prosedur Pencatatan Perkawinan Dan Perceraian Di Negara Indonesia Dan Malaysia Perspektif Hukum Islam.” Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, vol. 1, no. 1, 2017, pp. 87.
Fajar Devan Afrizon. “Sanksi Peraturan Terhadap Aturan Poligami Dan Pencatatan Perkawinan Di Indonesia, Malaysia, Dan Brunei Darussalam.
Fathony, M. R., & Pradana, E. L. (2023). Analisis perbandingan perceraian dan akibat hukumnya di beberapa negara Islam. HAKAM: Jurnal Kajian Hukum Islam dan Hukum Ekonomi Islam, 7(1).
Firdawaty, L. (2016). Filosofi pembagian harta bersama. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 8(1).
Ghofar, M. A. (2006). Fiqh Wanita (Edisi Lengkap) (Kamil M. M. ‘Uwaidah, Trans.). Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
Hamka. Adat Minangkabau dan Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1984.
Happy Susanto. Pembagian Harta Gono-Gini Saat Terjadi Perceraian. Jakarta: Kencana, 2008.
Harahap, M. Y. (2005). Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama. Jakarta: Sinar Grafika.
Himpunan Peraturan Perundang-undangan: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Hussin Mutalib. Islam in Southeast Asia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2008.
Ibrahim, M., & Samsudin, M. S. I. (2018). Prosedur poligami di Malaysia. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 2(1).
Ibn ‘Abidin, M. A. (1992). Hashiyah Radd Al-Muhtar ‘ala Al-Dur Al-Mukhtar (Vol. 2). Beirut: Dar al-Fikr.
Ismail Muhammad Syah. Pencaharian Bersama Suami Isteri di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Ismuha. (1978). Pencaharian Bersama Suami Istri di Indonesia (2nd ed.). Jakarta: Bulan Bintang.
Jan Michiel Otto, ed. Sharia Incorporated: A Comparative Overview of the Legal Systems of Twelve Muslim Countries in Past and Present. Amsterdam: Leiden University Press, 2010, pp. 447. https://library.oapen.org/bitstream/handle/20.500.12657/32882/595048.pdf?sequence=1#page=434.
Jazairi, A. R. (1969). Al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-‘Arba’ah. Mesir: al Maktabah al Tijariyyah.
J.N.D. Anderson. Islamic Law in the Modern World. Translated by Machnun Husain. Surabaya: Amar Press, 1991.
Kementerian Agama RI. (1997). Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Kementerian Agama RI. (2024, November 1). Qur’an Kemenag.
Khoirunnisa, R. (2023). Prosedur perceraian di Indonesia dan Singapura dalam perspektif fikih Syafi’i (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah).
Konstitusi Malaysia Skedul 9. “Constitution of Malaysia.” www1.umn.edu/humanrts/research/malaysia-constitution.pdf
Law of Brunei
Law of Malaysia.
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (1974). Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 808 K/Sip/1974.
Moghadam, V. M. (2003). Modernizing Women: Gender and Social Change in the Middle East. Boulder, CO: Lynne Rienner Publishers.
Mughniyah, M. J. (2006). Fiqih Lima Mazhab: Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali (7th ed.). Jakarta: PT Lentera.
Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab: Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali. Jakarta: PT Lentera, 2006.
Nasohah, Z. (n.d.). Poligami Hak Keistimewaan Menurut Syariat Islam. Kuala Lumpur: Cergas.
Nasruddin. (2017). Fikih Munakahat (3rd ed.). Bandar Lampung: Anugerah Utama Raharja.
Nasution, H., et al. (Eds.). (1992). Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Nurhidayah, Lailatul. "Reformasi Hukum Keluarga Islam di Indonesia: Antara Tradisi dan Modernitas." Jurnal Al-Qanun, vol. 19, no. 1, 2018, pp. 45–60.
Pearl, D., & Menski, W. (1998). Muslim Family Law. London: Sweet & Maxwell.
Rodliyah, N. (2014). Akibat hukum perceraian berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Keadilan Progresif, 5(1).
Rohmah, U. N. R., & Huda, M. (2015). Ketentuan hukum keluarga di Brunei Darussalam dan Indonesia. Jurnal Al-Qadāu, 2(2).
Sabiq, S. (2007). Fiqih Sunnah (Vol. 2). Jakarta: Pena Pundi Akara.
Sabiq, S. (2011). Fiqih Al-Sunnah (M. A. N. Hunainah & M. T. Makmun, Trans., 3rd ed.). Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Saputra, W., & Adiasih, N. (2024). Analisis yuridis perceraian pada pengadilan agama di negara Indonesia dan Brunei Darussalam. Jurnal Reformasi Hukum Trisakti, 6(1).
Sahrani, T. & Tihami. (2014). Fikih Munakahat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Singapore Statutes Online. (n.d.). Wills Act (Cap. 352).
Soimin, S. (2007). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta: Sinar Grafika.
Subekti, R., & Tjitrosubiyono, R. (2005). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Susanto, H. (2008). Pembagian Harta Gono-gini saat Terjadi Perceraian. Jakarta: Kencana.
Sutanto, D. (2011). Kupas Tuntas Harta Gana Gini. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Sutini, W., & Dewi, P. E. T. (2021). Pembagian harta bersama pasca perceraian terhadap kontribusi isteri sebagai pencari nafkah (Studi komparasi di Australia, Malaysia, dan Jepang). Jurnal Aktual Justice, 6(2).
Syah, I. M. (1978). Pencaharian Bersama Suami Isteri di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
Tihami, & Sahrani. (2003). Fiqh Munakahat. Jakarta: Pranada Media Group.
